11.26.2014

Lombok Island

http://eemoticons.net
Assalamu'alaykum...

Lombok is one of the most wanted destination for many travellers, right?. So do I. Salah satu harapan saya adalah bisa menjelajahi wilayah kota ini. Acara traveling di stasiun-stasiun TV berhasil menghipnotis saya dengan keindahaan kota ini. Tapi, membayangkannya saja sulit, apalagi sampai bisa terbang kesana (walah pastinya ndak akan pernah bisa terbang lah). Saya coba untuk menuliskannya di kertas harapan yang  kira-kira beginilah kalimatnya "Ke Lombok tahun sekian".

Alhamdulillah awal tahun 2014 ini saya diberi kesempatan untuk menginjakkan kaki di daratan Lombok. Dosen sekaligus atasan saya pada saat itu menawarkan miles Garudanya untuk team beliau ke beberapa destinasi mulai dari Jeddah, Australia, Singapura hingga akhirnya team sepakat untuk ke Lombok. Lombok dipilih karena beberapa pertimbangan selain kekayaan alam yang mengagumkan juga kulinernya yang beragam. 
NTB from above
Lawatan ke Lombok, saya dan team lakukan selama 3 hari (28 Feb - 2 Mar). Sesampainya tiba di Bandara Internasional Lombok, kami disambut Mas Andri, driver yang sudah kami hubungi sebelumnya dan siap mengantarkan kami selama lawatan disana. Itinerary sudah dipersiapkan jauh sebelum keberangkatan. Mempertimbangkan lokasi hotel tempat kami menginap yang berada di wilayah Senggigih, maka hari pertama kami langsung mengunjungi Desa Sade di Lombok Tengah. Waktu tempuh Bandara-Desa Sade sekitar 1,5 jam.

Sade sendiri merupakan salah satu dusun di Desa Rembitan, Lombok Tengah. Mayoritas penduduk asli desa ini adalah suku Sasak. Masyakat desa ini memilih untuk melestarikan tradisi mereka. Sebagian besar bekerja sebagai petani dan kaum perempuan mahir menenun. Sejak remaja anak-anak perempuan di desa ini sudah dibiasakan menenun. Keunikan lain yang bisa kita temui di Desa Sade adalah bangunan rumah penduduk yang menyerupai lumbung padi. Lumbung padi tersebut menyerupai rumah panggung dengan atap menyerupai topi yang terbuat dari rumput gajah/ijuk. Nah nggak heran kan kalau kain tenun khas Lombok itu bermotif lumbung padi.

Sebutan masyarakat Sade untuk rumah adalah Bale. Hampir semua rumah tradisional disana tidak menggunakan paku dan dindingnya terbuat dari anyaman bambu. Hampir lupa, satu lagi keunikan rumah di Desa Sade yakni kebiasaan masyarakatnya mengepel lantai dengan kotoran kerbau. Hal tersebut diyakini membuat lantai rumah menjadi hangat dan tidak disukai nyamuk. Uniknya ketika masuk ke rumah penduduk tidak tercium bau kotoran kerbau sedikitpun.

Welcome to Sade Village
Lumbuk padi tempat menyimpan hasil bumi masyarakat Sade
Perjalanan dilanjutkan ke pantai Kuta Lombok. Pantai ini juga dikenal dengan pantai pasir merica. Bukan karena banyak merica, tapi karena pasir pantai yang ukurannya menyerupai biji merica. Oh ya, perjalanan ke pantai ini tidak terlalu jauh dari Desa Sade. Keadaan jalannya tidak begitu besar tapi dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Pantai Kuta terletak di Desa Kuta, Lombok NTB. Pantai pasir putihnya begitu memukau saya. Di pantai ini setiap tahunnya dilakukan upacara Sasak yang dikenal dengan Bau Nyale. Upacara ini ditandai dengan banyaknya nelayan atau masyarakat yang mengumpulkan cacing Nyale. Keluarnya cacing Nyale memang setiap satu tahun sekali. Upacara Bau Nyale tidak hanya dilakukan di pantai Kuta tapi juga di beberapa pantai di Lombok. Sekedar saran untuk para penikmat pantai bisa kesini di sore hari.

Pantai Kuta Lombok, NTB



Pantai Loangbalong